Forum newsjkt.id
JAKARTA – Immanuel Ebenezer, yang kini menjabat sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan di Kabinet Merah Putih, memanfaatkan momen perayaan Natal 2024 untuk menyampaikan berbagai pesan penting seputar dunia ketenagakerjaan dan nilai-nilai toleransi antaragama.
Dalam wawancara eksklusif dengan awak media di kediamannya yang terletak di Jl. Pancoran Indah 5, Kapling 7 Blok No. 1, Ligamas Indah, Jakarta Selatan, Immanuel didampingi oleh Dr. M.D. La Ode, S.IP., M.Si, Sekjen DPP GERRAK PPRI ’24, mengungkapkan pandangannya tentang tantangan yang dihadapi oleh pekerja Indonesia dan bagaimana pemerintah berusaha untuk melindungi hak-hak mereka.
Immanuel menyampaikan kekhawatirannya terkait kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) yang tengah menghantui beberapa sektor industri, terutama industri tekstil. Berdasarkan data yang diterimanya, sekitar 60 perusahaan dilaporkan berencana melakukan PHK, namun angka tersebut belum tercatat secara resmi. Menurutnya, meskipun terdapat kekhawatiran akan dampak besar bagi pekerja, pemerintah tetap memiliki keyakinan bahwa upaya perlindungan melalui program jaminan kehilangan pekerjaan (JKP) dapat mengurangi beban yang dirasakan pekerja.
“Saat ini, kita terus memastikan agar perusahaan memenuhi kewajibannya dan tidak mengabaikan hak-hak pekerja. Tahun ini, pemerintah telah menyediakan bantuan hingga Rp80.000 per pekerja, dan kami berharap bantuan ini bisa mencakup lebih banyak lagi pekerja yang terdampak. Program JKP adalah salah satu skema yang akan kami maksimalkan untuk melindungi mereka,” ungkap Immanuel.
Namun, ia juga menegaskan bahwa pemerintah tidak bisa menjamin bahwa PHK akan dapat dihindari sepenuhnya. “Kita tetap optimis, tetapi perlu koordinasi yang baik antar kementerian dan pihak terkait, termasuk Menko Airlangga Hartarto, untuk memastikan sektor ketenagakerjaan tidak terlalu terpuruk,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Immanuel juga menyebutkan bahwa pemerintah akan terus membuka komunikasi dengan asosiasi industri, terutama dalam hal kebijakan impor bahan baku yang dianggap dapat merugikan industri tekstil nasional. Asosiasi tekstil telah menyampaikan keberatannya terhadap kebijakan yang dinilai tidak ramah terhadap industri mereka, dan Immanuel berkomitmen untuk menjadi jembatan antara kepentingan industri dan pemerintah demi kesejahteraan pekerja.
Di tengah wawancara yang berfokus pada isu ketenagakerjaan, Immanuel dan Dr. M.D. La Ode juga berbicara tentang pentingnya nilai-nilai toleransi dan kerukunan antarumat beragama, yang tercermin dalam perayaan Natal 2024. Dr. La Ode mengungkapkan bahwa kehadiran umat Islam dalam perayaan Natal menunjukkan wujud nyata dari semangat Pancasila dan toleransi dalam kehidupan berbangsa.
“Indonesia adalah negara majemuk, dan perayaan Natal ini mengingatkan kita akan pentingnya hidup berdampingan dalam perbedaan. Mengucapkan selamat Natal bagi umat Islam bukan berarti mengakui kebenaran agama lain, tetapi lebih pada menunjukkan rasa saling menghormati dan menghargai perbedaan agama,” jelas Dr. La Ode.
Menurutnya, tindakan ini merupakan bentuk kerukunan antarumat beragama yang sudah seharusnya menjadi bagian dari identitas bangsa Indonesia. “Dengan mengucapkan selamat Natal, kita tidak hanya mengucapkan kepada sesama umat Kristiani, tetapi juga mengingatkan diri kita bahwa kita semua adalah bagian dari bangsa yang besar dan majemuk,” tambahnya.
Pentingnya hidup berdampingan dalam keberagaman juga terwujud dalam kesadaran bahwa Indonesia, sebagai negara bangsa, tidak hanya bersatu berdasarkan kesamaan, tetapi juga dalam perbedaan yang ada. “Indonesia adalah negara Pancasila, dan dalam semangat itu, kita harus bisa saling menghargai perbedaan, baik agama, ras, dan budaya,” imbuhnya.
Lebih jauh, Dr. La Ode mengajak masyarakat untuk memaknai perayaan Natal sebagai sarana untuk mempererat integrasi bangsa. “Menghadiri perayaan Natal bersama, meskipun berasal dari latar belakang agama yang berbeda, adalah bentuk nyata dari integrasi nasional. Kita harus terus memperkuat jalinan komunikasi dan solidaritas antarumat beragama agar Indonesia tetap utuh sebagai negara yang demokratis dan berkeadilan,” katanya.
Pernyataan ini menggambarkan pentingnya menjaga kerukunan dalam menghadapi tantangan globalisasi dan perbedaan yang ada di masyarakat. Bagi Dr. La Ode, semangat kebersamaan yang tercermin dalam perayaan Natal adalah pengingat bahwa bangsa Indonesia telah melalui perjuangan panjang untuk meraih kemerdekaan dan tetap menjaga keutuhan NKRI.
Momen Natal ini menjadi lebih dari sekadar perayaan agama; ini adalah waktu untuk merenung dan memperkokoh kembali nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa. Baik dalam konteks ketenagakerjaan maupun dalam kerukunan antarumat beragama, Indonesia harus tetap berkomitmen untuk menjaga kesejahteraan bersama, tanpa mengesampingkan perbedaan yang ada.
Immanuel Ebenezer dan Dr. M.D. La Ode berharap bahwa perayaan Natal kali ini dapat menjadi titik tolak bagi terciptanya solusi yang lebih baik dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan serta memperkuat semangat toleransi antarumat beragama di Indonesia. Dalam semangat Natal yang penuh kasih, mereka mengajak seluruh masyarakat untuk bekerja bersama dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik, lebih sejahtera, dan lebih harmonis.